Setelah tren mobile dan cloud, kehadiran teknologi big data diprediksi akan semakin berkembang pesat. Meski saat ini masih sedikit perusahaan yang mengadopsi big data, namun sejumlah pihak optimis adopsinya akan semakin besar ke depannya.
Sejumlah sektor riil seperti manufaktur dan ritel diprediksi akan menjadi industri yang mengadopsi big data. Lalu apa syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk menggunakan teknologi platform ketiga ini?
Country Manager EMC Indonesia, Adi Rusdi saat ditemui di acara IT Infrastructure Summit 2014 menuturkan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon pengadopsi big data.
"Data yang tersimpan harus terintegrasi dan accessible, sebab data yang tersimpan bersifat terbuka sehingga harus ada demokratisasi data bagi semua divisi di perusahaan," ungkap Adi.
Selama ini perusahaan berpikir data hanya bisa diakses oleh divisi IT, maka pengadopsi big data harus mengubah paradigma tersebut. Untuk melakukan analisa data dan menghindari kesalahan, ada baiknya perusahaan melibatkan data scientist seperti ahli matematika dan komputer.
Dukungan infrastruktur berupa multiple sumber data, gabungan analisa langsung, infrastruktur fisikal dan IP memungkinkan manajemen perusahaan tidak perlu lagi merasa khawatir membeli kapasitas dan computing power.
"Dukungan sponsor dari manajemen perusahaan juga sangat dibutuhkan, mengingat data yang tersimpan dalam big data bersifat terbuka," ucap Adi.
Baca juga:
Internet Salah Satu Penyebab Adopsi Big Data Lambat?
Big Data Akan Jadi 'Tambang Minyak' Masa Depan
3 CIO Paling Inspiratif di Indonesia Versi CTI
Perluas Jangkauan, Esia Gandeng Nahdlatul Ulama
Sejumlah sektor riil seperti manufaktur dan ritel diprediksi akan menjadi industri yang mengadopsi big data. Lalu apa syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk menggunakan teknologi platform ketiga ini?
Country Manager EMC Indonesia, Adi Rusdi saat ditemui di acara IT Infrastructure Summit 2014 menuturkan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon pengadopsi big data.
"Data yang tersimpan harus terintegrasi dan accessible, sebab data yang tersimpan bersifat terbuka sehingga harus ada demokratisasi data bagi semua divisi di perusahaan," ungkap Adi.
Selama ini perusahaan berpikir data hanya bisa diakses oleh divisi IT, maka pengadopsi big data harus mengubah paradigma tersebut. Untuk melakukan analisa data dan menghindari kesalahan, ada baiknya perusahaan melibatkan data scientist seperti ahli matematika dan komputer.
Dukungan infrastruktur berupa multiple sumber data, gabungan analisa langsung, infrastruktur fisikal dan IP memungkinkan manajemen perusahaan tidak perlu lagi merasa khawatir membeli kapasitas dan computing power.
"Dukungan sponsor dari manajemen perusahaan juga sangat dibutuhkan, mengingat data yang tersimpan dalam big data bersifat terbuka," ucap Adi.
Baca juga:
Internet Salah Satu Penyebab Adopsi Big Data Lambat?
Big Data Akan Jadi 'Tambang Minyak' Masa Depan
3 CIO Paling Inspiratif di Indonesia Versi CTI
Perluas Jangkauan, Esia Gandeng Nahdlatul Ulama