Gunung Kelud mengalami erupsi Kamis (13/4/2014) malam kemarin. Semburan lahar panas dan abu vulkanik dari Gunung Kelud merugikan banyak pihak. Namun beruntung, sejauh ini tidak ada korban jiwa langsung dari bencana meletusnya Gunung Kelud.
Meski tercatat ada dua korban jiwa yang disebabkan buruknya kondisi tempat pengungsian dan 18 orang lainnya dilaporkan masih hilang, namun jumlah tersebut diperkirakan akan menjadi lebih besar jika sistem pemantauan dan peringatan dini bencana tak berjalan dengan baik.
Berhasilnya sistem pemantauan dan peringatan dini bencana tak lepas dari campur tangan teknologi. Untuk memantau aktivitas sebuah gunung merapi yang aktif, ada dua perangkat yang umumnya digunakan, yaitu Seismometer dan Tiltmeter. Berikut adalah penjelasan singkat tentang keduanya.
Seismometer:
Seismometer adalah alat untuk mengukur gerakan tanah, termasuk gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sumber gempa lainnya.
Rekaman gelombang seismik memungkinkan seismolog untuk memetakan bagian dalam bumi, serta menemukan dan menentukan ukuran dari sumber gempa yang berbeda. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Pada awalanya alat ini hanya bisa digunakan untuk menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang, maka kemampuan seismometer pun telah ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut Seismometer Broadband.
Tiltmeter:
Tiltmeter merupakan alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi untuk mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh gunung. Perangkat Tiltmeter sendiri terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Pelat Tiltmeter, Portable Tiltmeter, dan Readout Unit.
Struktur yang dipandang perlu untuk dilakukan pengukuran dengan metode Tiltmeter adalah struktur yang secara visual telah menunjukkan adanya perubahan posisi secara horizontal atau vertikal agar dapat diketahui intensitas gerakannya.
Untuk kasus sebuah gunung berapi, biasanya para ilmuwan akan memasang Tiltmeter di banyak titik, mulai dari kaki gunung hingga dataran-dataran tertinggi yang diperkirakan sebagai jalur aliran lava.
Baca juga:
Gunung Kelud Erupsi, 33 BTS Indosat Tak Beroperasi
Dua BTS XL di Radius 10 KM Dari Gunung Kelud Tak BeroperasiÂ
#PrayForKelud Jadi Trending Topic di Twitter
Kelud Meletus, Jarak Pandang Pengendara di Klaten Hanya 5 Meter
Bandara Surabaya, Solo, Yogyakarta Ditutup Akibat Letusan Kelud
Meski tercatat ada dua korban jiwa yang disebabkan buruknya kondisi tempat pengungsian dan 18 orang lainnya dilaporkan masih hilang, namun jumlah tersebut diperkirakan akan menjadi lebih besar jika sistem pemantauan dan peringatan dini bencana tak berjalan dengan baik.
Berhasilnya sistem pemantauan dan peringatan dini bencana tak lepas dari campur tangan teknologi. Untuk memantau aktivitas sebuah gunung merapi yang aktif, ada dua perangkat yang umumnya digunakan, yaitu Seismometer dan Tiltmeter. Berikut adalah penjelasan singkat tentang keduanya.
Seismometer:
Seismometer adalah alat untuk mengukur gerakan tanah, termasuk gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sumber gempa lainnya.
Rekaman gelombang seismik memungkinkan seismolog untuk memetakan bagian dalam bumi, serta menemukan dan menentukan ukuran dari sumber gempa yang berbeda. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Pada awalanya alat ini hanya bisa digunakan untuk menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang, maka kemampuan seismometer pun telah ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut Seismometer Broadband.
Tiltmeter:
Tiltmeter merupakan alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi untuk mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh gunung. Perangkat Tiltmeter sendiri terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Pelat Tiltmeter, Portable Tiltmeter, dan Readout Unit.
Struktur yang dipandang perlu untuk dilakukan pengukuran dengan metode Tiltmeter adalah struktur yang secara visual telah menunjukkan adanya perubahan posisi secara horizontal atau vertikal agar dapat diketahui intensitas gerakannya.
Untuk kasus sebuah gunung berapi, biasanya para ilmuwan akan memasang Tiltmeter di banyak titik, mulai dari kaki gunung hingga dataran-dataran tertinggi yang diperkirakan sebagai jalur aliran lava.
Baca juga:
Gunung Kelud Erupsi, 33 BTS Indosat Tak Beroperasi
Dua BTS XL di Radius 10 KM Dari Gunung Kelud Tak BeroperasiÂ
#PrayForKelud Jadi Trending Topic di Twitter
Kelud Meletus, Jarak Pandang Pengendara di Klaten Hanya 5 Meter
Bandara Surabaya, Solo, Yogyakarta Ditutup Akibat Letusan Kelud