Liputan6.com, Brebes - Pasangan suami isteri Rojikun dan Dasiti, warga Desa Ranca Wuluh, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, nekat mempertahankan kepemilikan rumah dan lahannya di atas jalan Tol Pejagan - Pemalang yang proses pembangunannya kini masih berlangsung.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (6/6/2015), keduanya tak akan pindah lantaran uang kompensasi yang ditawarkan pihak Jalan Tol Pejagan - Pemalang terlalu rendah yaitu sebesar Rp 595 juta.
Menurut Rojikun dan Dasiti sebenarnya mereka ingin sekali pindah seperti warga lainnya, namun kompensasi yang ditawarkan terlalu rendah. Keduanya meminta Rp 1,5 miliar untuk kompensasi rumahnya berserta lahan seluas 721 meter.
"Mintanya Rp 1,5 miliar. Dia (pihak Jalan Tol Pejagan - Pemalang) tanggapannya segitu-gitu aja," kata Dasiti si pemilik rumah di atas Tol Pejagan, Brebes.
Apabila pihak pengelola jalan Tol Pejagan tetap bersikukuh keras dengan nominal Rp 500 juta, dengan tegas Dasiti menyatakan ia tetap minta Rp 1,5 miliar atas lahan yang telah ditempatinya selama hampir 38 tahun itu.
"Ya saya sudah ada wawancaranya. Saya sudah memberi kuasa kepada pengacara saya, Mas Duloh. Saya tetap mintanya Rp 1,5 miliar," jelas Dasiti.
Berbagai upaya pun sudah ditempuh pasangan suami istri ini, namun sampai saat ini belum ada titik temu.
Pada Kamis 3 Juni lalu ratusan petani dari 4 desa di 2 kecamatan berunjuk rasa di Tol Pejagan - Pemalang guna menuntut pihak tol memberikan kompensasi, atas kerugian areal lahan tanaman bawang merah dan padi yang kerap dilanda banjir.
Warga menuding mampetnya saluran irigasi dan rusaknya jalan desa adalah dampak dari pembangunan jalan Tol Pejagan - Pemalang hingga petani merugi puluhan juta rupiah. (Mar/Rmn)
Kompensasi Rendah, 1 Rumah Tetap Berdiri di Atas Tol Pejagan
Suami isteri Rojikun dan Dasiti, warga Brebes, Jawa Tengah, nekat pertahankan rumah dan lahannya di atas jalan Tol Pejagan - Pemalang.
Advertisement