Liputan6.com, Jakarta - Tradisi ziarah kubur yang dilakukan menjelang datangnya bulan suci Ramadan telah mengakar di sebagian masyarakat Indonesia. Mereka datang ke pemakaman untuk berziarah, tabur bunga, serta berdoa di atas pusara sanak keluarga maupun leluhurnya.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (18/6/2015), salah satunya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Kepatihan, Tulungagung, Jawa Timur. Banyaknya peziarah juga menjadi berkah bagi sejumlah anak yang tinggal di sekitar makam.
Anak-anak mengais rezeki dengan menjadi tenaga pembersih makam. Dengan berbekal sabit dan sapu lidi, mereka secara berkelompok menawarkan jasa kepada para peziarah. Tak butuh waktu lama, makam yang semula kotor kini bersih dari rumput dan dedaunan kering.
Advertisement
Bagi peziarah, kehadiran anak-anak pembersih makam sangat membantu. "Ada anak-anak bisa untuk membersihkan makam. Kalau ada anak-anak, yang membersihkan anak-anak. Terbantu dengan keberadaan anak-anak," ucap salah seorang peziarah.
Anak-anak ini mulai terlihat sejak pukul 07.00 hingga pukul 18.00. Mereka tidak mematok tarif kepada peziarah yang menggunakan jasanya. Terkadang, ada yang berbaik hati memberi uang jasa Rp 20.000, namun ada pula yang hanya memberi Rp 1.000 saja. Dalam sehari, mereka bisa mengantongi uang Rp 10.000 hingga Rp 30.000.
"Jadi pembersih makam sudah 4 hari. Biasanya membersihkan makam dari pukul 06.00 atau 07.00 sampai pukul 18.00. Sehari membersihkan makam tidak terhitung, banyak. Per hari dapat Rp 20.000 sampai Rp 30.000," ucap salah satu anak pembersih makam.
Uang dari membersihkan makam digunakan anak-anak untuk mencukupi kebutuhan, termasuk membayar uang SPP sekolah, membeli sepatu, atau pakaian untuk Lebaran nanti. (Vra/Mut)