Liputan6.com, Kudus - Kudus, kota kecil nan sederhana di Jawa Tengah namun menyimpan semangat toleransi yang besar. Seperti tergambar dalam Masjid Menara Kudus yang didirikan oleh Sunan Kudus lebih dari 4 abad silam.
Selain masjid, seperti dalam Karamah (Kamus Ramadan Membawa Hikmah) yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (6/7/2015), semangat toleransi juga tergambar dalam kuliner khas Kota Kudus, yakni soto kudus.
Soto Kudus khas Solo tidak menggunakan daging sapi melainkan daging kerbau. Hal ini bermula sejak ratusan tahun lalu saat Sunan Kudus atau Sayyid Jafar Shadiq Azmatkhan berdakwah menyebarkan agama Islam dengan tetap menghormati umat Hindu dan Budha yang menganggap sapi sebagai hewan yang istimewa dan sakral.
Sikap toleransi ini sesuai dengan sabda Rasullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad Turmudi dan para ahli hadits.
"Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan, sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya." (Al-Hadits)
Hingga kini sikap toleransi terus terjaga di Kudus, yaitu larangan menyembelih hewan sapi sebagai wujud penghormatan pada umat Hindu. Sikap ini adalah warisan sejak zaman Walisongo yang menjalanlan syiar Islam dengan lemah lembut, bijaksana, dan tanpa kekerasan. (Mar/Mut)
Karamah: Pesan Toleransi dalam Semangkuk Soto Kudus
Semangat toleransi tergambar dalam kuliner khas Kota Kudus, yakni soto kudus.
Advertisement