Liputan6.com, Palimanan - Doa dan mantra dirapalkan dan dengan tasbih di tangan. Ujang Bustomi berdialog dengan sebongkah batu besar yang teronggok di tepi jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di KM 182.
Ujang memang sedang berunding dengan batu yang dikenal dengan sebutan batu bleneng itu. Entahlah di mana logikanya bagaimana batu bisa diajak berdialog, tetapi Ujang percaya batu itu punya kaitan dengan kecelakaan di Tol Cipali.
"Ini kenapa banyak kecelakaan di sini (Tol Cipali), saya kira Syeh Kuro itu muridnya banyak dari Karawang sampai Cirebon, dan itu tidak hanya dari bangsa manusia, tapi juga dari bangsa jin juga banyak," ucap Ujang.
Advertisement
"Nah dari bangsa jin itu mereka yang mungkin rumahnya terusik, terganggu dengan adanya jalan Tol Cipali ini," pungkas Ujang.
Malam harinya pada Selasa 7 Juli 2015, di jembatan di atas jalan Tol Cipali, beberapa orang berdoa bersama. Mereka bermunajat memohon agar tidak terjadi lagi kecelakaan di Tol Cipali.
Dialog Ujang dengan batu dan doa bersama di jembatan itu digelar, menyusul tingginya kecelakaan di jalan Tol Cipali. Catatan kecelakaan di Tol Cipali memang memprihatinkan.
55 Kecelakaan
Sejak jalan tol ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015 lalu, telah terjadi 55 kecelakaan yang menewaskan beberapa orang. Kecelakaan terburuk terjadi Senin 6 Juli 2015 lalu di KM 178 Sumberjaya, Majalengka, Jawa Barat, sebanyak 7 orang tewas dan 4 lainnya terluka.
Kecelakaan terjadi setelah sebuah minibus dari arah Cikopo menuju Palimanan menyalip mobil di depannya lewat bahu jalan. Saat itu, sebuah truk tangki sedang berhenti di bahu jalan karena rusak. Dalam kecepatan tinggi, minibus pun menabrak truk tangki.
Minibus terpental, terguling 3 kali, lalu terbakar bersama 11 orang di dalamnya. Sebanyak 6 orang tewas di tempat, seorang lainnya meninggal di rumah sakit, sedangkan 4 korban lainnya terluka.
Minggu 5 Juli 2015 dini hari sebelumnya, sebuah minibus menabrak truk yang berhenti di bahu jalan di KM 152. Sebanyak 2 orang tewas dan 2 lainnya luka berat.
Rabu 8 Juli 2015 lalu, sebuah truk pengangkut air mineral terguling hingga keluar dari jalan tol di KM 163 setelah ditabrak truk lain dari belakang. Tak ada korban jiwa, tetapi evakuasi truk yang lama membuat arus lalu lintas tersendat.
Membentang sepanjang 116,75 km dari Cikopo, Purwakarta, Jawa Barat hingga Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Cipali adalah jalan tol terpanjang di Indonesia saat ini. Dibangun untuk memangkas jarak dan waktu tempuh, jalan Tol Cipali justru mengundang maut bagi pengendara yang tidak siap.
Terkesima
Jalan Tol Cipali memang membuat terkesima siapa pun. Mulusnya jalan yang kebanyakan lurus dan datar membuat pengendara bernafsu untuk mengebut. Bisa jadi pula tanpa sadar seseorang mengemudi melebihi batas kecepatan.
Ironisnya, dengan panjang hampir 117 km, jalan Tol Cipali belum memiliki sarana penunjang yang memadai. Dari 8 tempat istirahat (Rest Area) yang direncanakan, baru 1 Rest Area yang sudah memiliki pom bensin (SPBU) yakni di KM102 arah Cikopo ke Palimanan.
Rest Area yang memiliki SPBU di seberangnya masih digarap. Sedikitnya tempat istirahat ini memaksa pengemudi menahan lelah atau kantuk dalam waktu dan jarak yang tidak ideal.
Rendahnya disiplin berkendara bagi sebagian pengemudi memperburuk keadaan. Kecelakaan maut minibus di KM 178 Senin lalu membuktikan itu. Bahu jalan yang seharusnya hanya untuk kondisi darurat, diterobos untuk mendahului kendaraan lain dan tentu saja akibatnya fatal.
Dibanding jalur Pantura, Tol Cipali memang memangkas jarak sekitar 50 km dan meringkas waktu tempuh sekitar 2 jam.Tetapi tetaplah disiplin. Anda tetap harus mematuhi aturan batas kecepatan.
Perhatikan kondisi fisik. Bila lelah atau mengantuk, beristirahatlah. Jangan paksakan diri untuk mengemudi, juga pastikan bahan bakar kendaraan Anda cukup. Sebagian besar kecelakaan di Tol Cipali menunjukkan kesalahan manusialah penyebab utama kecelakaan.
Jadi tetap berkendara secara rasional dan etis agar perjalanan Anda lancar. Di lain pihak, pengelola juga harus segera melengkapi Tol Cipali dengan semua yang dibutuhkan sebuah jalan tol.
Saksikan Barometer Pekan Ini selengkapnya dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (11/7/2015) di bawah ini. (Vra/Sss)