Sukses

Dilanda Kekeringan, Warga Tulungagung Masak Air Kotor untuk Minum

Musim kemarau membuat warga Desa Nanyu Urip menggunakan air keruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Liputan6.com, Jambi - Akibat kekeringan, sawah tidak dapat pasokan air dan akibatnya seluas 70 hektare tanaman padi yang berusia kurang dari 2 bulan mati. Padahal padi itu baru mulai berbuah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (2/8/2015), inilah hamparan sawah di Desa Bakung, Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi. Sawah seluas 70 hektare yang sudah ditanami padi yang berumur antara 1,5 sampai 2 bulan mengering, bahkan tanah sawah itu sudah merekah.

Akibatnya tanaman padi meranggas bahkan banyak yang mati. Padahal padi itu sudah mulai berbuah. Karena tidak ada air buahnya jadi hampa dan tidak dapat di panen.

Puso atau gagal panen total, itulah yang dialami petani di kawasan Desa Bakung ini. Tak ada harapan, petani rugi puluhan juta rupiah. Alam yang membuat mereka harus takluk.

Para petani hanya bisa pasrah, jika hujan turun pun padi-padi ini tak akan bisa dipanen lagi.

Sementara di Tulungagung, Jawa Timur, musim kemarau membuat warga Desa Nanyu Urip, Kecamatan Kalidawir menggunakan air keruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak hanya untuk minum dan memasak, air keruh itu juga digunakan untuk mandi, mencuci, dan memberi minum ternak.

Data BPBD Tulungagung mencatat, sebanyak 18 desa dalam 6 kecamatan berpotensi mengalami kekeringan. Warga berharap pemerintah membantu kebutuhan air bersih dengan mengirimkan air bersih secara rutin. (Nda/Ali)