Liputan6.com, Banyumas - Sumur dan mata air yang mengering melanda 7 desa di Kecamatan Ajibarang dan Wangon, Banyumas, Jawa Tengah. Para warga kini mengandalkan air besih dari mata air di gunung.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (9/8/2015), kondisi terparah dialami warga di Desa Cikakak dan Wangon. Wilayah perbukitan di Desa Banjarsari dan Ajibarang gersang.
Ratusan warga harus antre air bersih di mata air selama 24 jam secara bergantian. Para warga harus antre menunggu air bersih sehari semalam, sebab air yang keluar dari sumber air debitnya terus menurun.Para warga berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah setempat. Air yang setiap hari ada hanya cukup untuk minum dan memasak sehari saja.
Advertisement
Kemarau dalam 3 bulan terakhir membuat debit air Sungai Cileer di Desa Imbanegara, Ciamis, Jawa Barat yang digunakan untuk air PDAM Tirta Galuh turun drastis. Menurunnya pasokan air terlihat dengan hanya 1 dari 2 pipa yang dialiri air. Itu pun hanya setengahnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, PDAM melakukan sistem giliran pagi hingga pukul 15.00 untuk menampung air pelanggan PDAM. Dan setelah itu dibagi lagi dengan giliran setelah pukul 15.00 warga menggunakan langsung Sungai Cile'er untuk mandi, cuci, pengairan sawah, hingga kolam ikan.
Sementara itu, ratusan hektare sawah gagal panen di jorong Sungai Kilangan, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Tanah sawah retak-retak. Selama ini, areal persawahan dialiri air irigrasi, namun semenjak musim kemarau 3 bulan ke belakang air irigrasi kering. Para petani sangat mengharapkan bantuan pemda setempat untuk mengatasi kekeringan yang berdampak pada areal persawahan. (Vra/Ans)