Sukses

Suasana Duka di Rumah Keluarga Korban Trigana Air

Anak Oskar Mangonto, korban pesawat Trigana Air yang jatuh tak henti-hentinya menangis sambil melihat foto ayahnya.

Liputan6.com, Manado - Rumah keluarga Mangonto Simanjuntak yang berada di Kompleks Perumahan Griya Paniki Indah Manado, Sulawesi Utara terus didatangi kerabat dan keluarga korban jatuhnya pesawat Trigana Air, Oskar Mangonto Minggu 16 Agustus 2015.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (19/8/2015), hingga hari ini kerabat dan keluarga korban tampak berkumpul menunggu kabar lebih lanjut tentang Oskar. Anak korban tak henti-hentinya menangis sambil melihat foto ayahnya.

Menurut Adelfina, anak korban, informasi awal bahwa ayahnya menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Trigana Air datang dari ibunya yang datang lebih awal di Pegunungan Bintang, Kabupaten Oksibil. Kini keluarga hanya bisa pasrah dan ikhlas.

"Secepatnya, pulangkan jenazah (korban Oskar) ke Sulawesi. Supaya bisa kebumikan papa di kampung halaman di Siau," ucap anak Oskar, Adelfina Mangonto.

Oskar Mangonto yang berusia 50 tahun sejak tahun 2004 menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Oksibil. Korban meninggalkan seorang istri dan 3 anak.

Sementara istri kopilot Ariadin Falani, Rosnila, kini sudah terlihat lebih tegar dan bersedia menemui para kerabat dan media di rumah duka di Kota Bogor, Jawa Barat.

Di mata Rosnila, almarhum Ariadin merupakan suami yang baik dan dikenal teliti dalam menyimpan barang. Pihak keluarga berencana akan memakamkan jenazah almarhum Ariadin di Banjarmasin, Kalimantan Selatan di tempat orangtua korban berasal. (Vra/Sss)