Liputan6.com, Depok - Tangis haru kerabat dan keluarga mewarnai rumah duka Mario Reso Guntoro, mekanik pesawat jatuh Trigana Air PK-YRN nomor penerbangan IL-267 dengan rute Jayapura-Oksibil pada Minggu 16 Agustus 2015.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (19/8/2015), rumah yang berada di Jalan Amir Marsiah Perumahan Griya 8 Cinere, Depok , Jawa Barat terus didatangi kerabat untuk menyampaikan belasungkawa. Istri korban, Rani Anisa hingga kini masih terguncang dan belum bersedia ditemui.
Saat akan terbang ke Oksibil, korban yang sudah 8 tahun bekerja sebagai mekanik di Trigana Air sempat memberi kabar kepada keluarga. Namun sekitar pukul 13.00 Sabtu 5 Agustus 2015 komunikasi dengan korban sudah terputus.
Advertisement
Korban meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak yang masih balita. Rencananya, setelah diterbangkan ke Jakarta, jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Sawangan, Depok.
Rasa kehilangan juga dialami orang dekat korban jatuhnya pesawat Trigana Air yaitu para guru di SMA 52 Jakarta, tempat pramugari Dita Amelia Kurniawan pernah menimba ilmu di jurusan IPS.
Di mata gurunya, Dita yang lulus tahun 2012 lalu dikenal sebagai siswa periang, rajin belajar, dan aktif berorganisasi. "Dia (Dita) anak yang aktif juga pengurus OSIS bagian mengurus Paskibra, kebetulan saya Pembina OSIS-nya, saya kenal betul dengan sosok Dita. Anaknya riang, menyenangkan, dan dia memang bercita-cita ingin menjadi pramugari," ungkap Pembina OSIS SMA 52 Susanto.
Dita yang sudah 3 tahun bertugas sebagai pramugari menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Trigana Air di Distrik Okbape, Papua. Dita menggantikan rekannya yang berhalangan seharusnya Ia bertugas dari Surabaya ke Ambon, Maluku. (Vra/Yus)