Liputan6.com, Jayapura - Upacara kemiliteran penutupan pencarian dan evakuasi korban jatuhnya pesawat Trigana Air ATR 42-300 jurusan Jayapura-Oksibil dilakukan di Landasan Udara Jayapura, Papua.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (21/8/2015), upacara kemiliteran dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo yang juga mengapresiasi kinerja semua unsur yang terlibat.
"Kerja dengan cepat supaya semuanya tuntas dan keluarga puas dan kita tuntas melakukan tugas dari awal sampai akhir. 5 Hari kita melakukan operasi pencarian dan evakuasi," ucap Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo.
Advertisement
Kotak flight data recorder (FDR) pesawat Trigana Air akhirnya ditemukan Kamis 20 Agustus 2015 kemarin. Kotak FDR ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat. Selanjutnya dari lokasi penemuan, kotak FDR dibawa dengan perjalanan darat selama 3 jam menuju posko utama tim gabungan di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.
"Pada pukul 12.58 dapat menemukan black box jenis FDR," ucap Ketua Tim Gabungan Korban Trigana Air Kolonel Inf Sugiyono.
Selanjutnya kotak FDR akan dibawa ke Jayapura diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Sementara itu, duka mendalam masih dirasakan keluarga korban pesawat jatuh Trigana Air. Jenasah Matius Nikolas, karyawan PT Pos Jayapura langsung dibawa ke rumah duka di Jayapura untuk disemayamkan. Keluarga pun mengadakan ibadah penghiburan sebelum dimakamkan.
Duka mendalam juga dirasakan di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Nurhaidah, ibunda Irfan (21) korban pesawat Trigana Air. Tak pernah membayangkan akan ditinggalkan anak sulungnya untuk selama-lamanya.
Pihak keluarga berharap jenazah korban segera dibawa dan dikebumikan di kampung halaman di Desa Langkumapo, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna.
Pesawat jenis ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 ini diduga menabrak lereng bukit di sekitar Kampung Atenok, Distrik Oskob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat jatuh di kemiringan 45 derajat. (Vra/Sss)