Liputan6.com, Pandeglang - Pelepasan balon aneka warna yang terikat foto kandidat calon menandai dimulainya masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Pandeglang, Banten Kamis 27 Agustus 2015 kemarin.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (28/8/2015), puluhan kendaraan kemudian berpawai dengan iringan mobil KPUD yang diikuti mobil pasangan nomer urut 1 Apdol Aap Aptadi-Dodo Djuanda yang merupakan calon dari jalur independen.
Baca Juga
Kemudian pasangan nomor urut 2 Intan Irna Narulita-Tanto Warsono yang merupakan gabungan dinasti Bupati Banten sebelumnya Dimyati dan dinasti Ratu Atut, serta pasangan nomer 3 Romlah-Adi, yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Sebelumnya, 3 pasangan kandidat itu menandatangi kesepakatan Kampanye Damai yang dihadiri oleh Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi.
Advertisement
Di Binjai, Sumatera Utara, ikrar Kampanye Damai justru diwarnai kericuhan. Pendukung salah satu pasangan yang marah ke KPU Kota Binjai akibat terputusnya aliran listrik saat pasangan Juliadi dan Muhamad Tulen menyampaikan pidato. Ketua KPU Kota Binjai menyatakan tidak ada kesengajaan pemadaman listrik.
"Kerusakan di sini akibat hujan lebat tadi malam. Kan sebelum-sebelum ini tidak ada mati lampu. Padahal sudah bilang kami tidak ada pemadaman. Tadi datang tekhnisi PLN memperbaiki, cuma kan enggak bisa butuh waktu sebentar memperbaiki," ucap Ketua KPU Kota Binjai Herry Dani.
Setelah perbaikan instalasi listrik oleh petugas PLN, Kampanye Damai 3 pasangan calon kembali dilanjutkan dengan karnaval dan pelepasan balon.
Sementara itu, dengan diiringi alunan musik yang menggema, iring-iringan mobil dan sepeda motor 4 pasangan calon bupati dan wakil bupati Sragen, Jawa Tengah serta pendukungnya melintasi 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen sejauh 120 km.
Aksi mengenalkan visi misi para kandidat ini justru melanggar kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya untuk membatasi 10 mobil saja tanpa menggunakan sepeda motor.
Keempat calon dari Sragen ini dianggap memiliki peluang yang sama karena mewakili basis masa berbeda seperti kalangan santri, akademisi, serta faktor calon incumbent. (Vra/Rmn)