Liputan6.com, Jambi - Negara makin tak berdaya mengatasi kebakaran lahan yang memicu bencana kabut asap. Sebab sejumlah bandara lumpuh karena jarak pandang tidak layak untuk penerbangan yang diselimuti kabut asap.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (3/9/2015), beginilah kondisi udara di Bandara Sultan Thaha, Kota Jambi, Kamis petang. Bandara lumpuh dan tak satu pun pesawat komersial berani mendarat.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak Rabu malam karena jarak pandang hanya 500 meter. Akibatnya, jadwal penerbangan menjadi kacau dan calon penumpang menumpuk di ruang tunggu, menunggu keberangkatan yang tidak pasti.
Advertisement
Sudah sepekan kabut asap menyelimuti Kota Jambi dan daerah lain. Belum terlihat ada upaya serius mengatasi kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan gambut.
Kondisi yang sama terjadi di Bandara Sultan Syarif Kasim 2 Pekanbaru. Hingga Kamis petang belum ada tanda-tanda kabut asap akan mereda. Dengan jarak pandang hanya sekitar 500 meter, tak satu pun maskapai yang berani menerbangkan atau mendaratkan pesawatnya.
Para calon penumpang yang sudah menunggu lama mengembalikan tiket dan memilih pulang ke rumah.
Provinsi Riau memang tercatat sebagai produsen asap. Kebakaran lahan terjadi hampir merata di semua wilayah. Satelit Terra Aqua mencatat, Riau memiliki lebih dari seratus 130 titik api dari sekitar 500 titik api di seluruh Sumatera.
Bandara Kuala Namu di Deli Serdang, Sumatera Utara juga terkena imbas. Meski bukan di pusat kebakaran lahan, jarak pandang di landasan pacu hanya 600 meter.
Akibat kabut asap, sebanyak 25 penerbangan batal mendarat maupun terbang.
Meski kabut asap sudah jadi bencana terutama di Sumatera, belum terlihat ada upaya serius dari pemerintah untuk mengatasi. Jika beberapa hari ke depan kebakaran lahan tidak bisa dikendalikan, dikhawatirkan sejumlah bandara di Sumatera akan lumpuh total. (Nda/Ali)