Sukses

Unjuk Rasa Petani, Ribuan Traktor Blokade Jalan Tol Kota Paris

Lebih dari 1.000 mobil traktor memenuhi jalanan Kota Paris hingga memblokir jalan tol.

Liputan6.com, Prancis - Lebih dari 1.000 mobil traktor memenuhi jalan tol Paris, Prancis. Protes ini dilakukan para petani setempat yang tak terima jatuhnya harga produk pertanian serta tingginya pajak.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (3/9/2015), beginilah kondisi bila para petani Prancis melakukan protes. Lebih dari 1.000 mobil traktor memenuhi jalanan Kota Paris hingga memblokade jalan tol.

Para petani mengaku semakin terdesak dengan naiknya pajak sehingga produk mereka tak mampu bersaing dengan negara Eropa lain seperti Jerman serta Eropa Timur.

Di Hungaria, ratusan pengungsi dan migran terus mendatangi Stasiun Kereta Keleti di Kota Budapest. Mereka memaksa naik ke kereta yang ada meski sudah diberi pengumuman tidak ada layanan kereta menuju ke Eropa Barat.

Para migran ini leluasa naik kereta setelah polisi berhenti memblokade jalan masuk ke Stasiun Keleti. Di tengah kebingungan, hanya sejumlah kecil pengungsi dan migran yang turun dari kereta-kereta yang mereka naiki.

Sisanya tetap bertahan di dalam kereta, berharap terangkut keluar Hungaria menuju negara Eropa yang lebih makmur.

Di antara para pengungsi -- karena stres tak bisa melanjutkan perjalanan -- seorang pria asal Suriah nekat menyeret istri dan anaknya untuk bersama tidur di tengah rel kereta sambil memukul kepala sendiri.

Pria tersebut akhirnya ditangkap sementara istri dan anaknya dikembalikan ke pelataran peron kereta.

Di Italia, kapal Norwegia pembawa lebih dari 700 migran akhirnya tiba di Kota Pelabuhan Cagliari, Italia pada Kamis pagi waktu setempat.

Kapal Siem Pilot ini membawa 781 migran yang kebanyakan asal Sub Sahara, Afrika dari lepas pantai Libya. Mereka diselamatkan oleh tim SAR dari Angkatan Laut Italia dan sebuah LSM.

Kebanyakan dari para migran ini telah melewati berbagai kesulitan mulai dari kekerasan, perlakuan kasar, dan penyakit - dalam perjalanan, mereka melarikan diri dari perang dan situasi ekonomi yang buruk.

Di antara mereka ada warga Nigeria Mohamad Mustafa. Awalnya ia seorang pemilik toko.

Ia meninggalkan Nigeria menuju Libya setelah ekstremis Boko Haram membakar tokonya. Namun di Libya ia ditahan di sebuah penampungan pengungsi selama 7 bulan dan kerap dipukuli siang malam.

Tak ada pilihan lain, Mohamad Mustafa berupaya meninggalkan Libya melalui laut. Tak diketahui bagaimana cara ia meloloskan diri dari penampungan pengungsi di Libya.

Ia ditemukan beberapa km dari lepas pantai Tripoli oleh Kapal Patroli Perbatasan Eropa Siem Pilot.

Di Meksiko baru saja dirilis video game baru "Trumpealo" dimana pemain diajak melempar bola botol hingga pohon kaktus ke wajah Donald Trump, calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik yang anti imigran Meksiko.

Game Trumpealo dibuka dengan potongan pidato Donald Trump "Meksiko bukan teman kita" atau "Bangsa latin adalah pemerkosa".

Setelah itu pemain bisa mulai segala jenis benda ke arah rambut Donald Trump yang khas. Semakin sering mengenai Trump, pemain akan lolos ke tahap selanjutnya.

Jika kebencian di Meksiko menghasilkan game baru, di Inggris rasa cinta mampu membuat seorang fans Ratu Inggris mengumpulkan 10 ribu pernik Ratu Elizabeth.

Dialah Margaret Tyler berusia 71 tahun yang sudah mengoleksi memorabilia kerajaan selama 30 tahun. Ia mengubah teras rumahnya layaknya museum sehingga tampak mencolok bagi siapa saja yang melintas.

Seluruh lantai dilapisi pernik anggota kerajaan seperti sandal dari Ratu Pangeran Philip serta poster anggota keluarga kerajaan berukuran satu banding satu.

Satu ruangan juga didedikasikan untuk mengenang Putri Diana. Ruangan Jubilee khusus koleksi bagi Ratu Elizabeth.

Di usia senja, Margaret merupakan mantan pekerja sosial yang aktif tergabung dalam kelompok super fans termasuk ikut menginap di kompleks rumah sakit tempat lahirnya Pangeran George 2 tahun lalu. (Nda/Ali)

 

Video Terkini