Liputan6.com, Banten - Ini kegiatan sehari-hari Nuryati Solapari, Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten. Perjalanan hidup Nuryati sampai di posisi ini sungguh tidak mudah.
Nuryati, sulung dari 4 bersaudara lahir di Desa Samparwadi yang waktu itu merupakan salah satu daerah termiskin di Banten. Ayah Nuryati seorang pegawai negeri dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.
Untuk membantu orang tua membiayai adik-adiknya, Nuryati berjualan makanan kecil. Tumbuh dalam keluarga sederhana, Nuryati terbiasa berjuang. Walau harus bekerja sejak kecil, Nuryati selalu meraih peringkat atas di kelas.
Advertisement
Meski menjadi lulusan terbaik di SMA, Nuryati tak bisa langsung menjemput impiannya untuk kuliah. Keluarga tidak punya biaya. Tapi, Nuryati pantang menyerah. Agar bisa dapat biaya kuliah, ia menyiapkan diri jadi pembantu rumah tangga di Arab Saudi. Pada akhirnya Nuryati tetap berangkat meski awalnya keluarga menentang.
Nuryati pulang kampung setelah 2 tahun bekerja sebagai TKI. Uang hasil kerja jadi modal awal kuliah. Nuryati diterima sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa. Untuk biaya hidup sehari-hari, sambil belajar Nuryati bekerja di sebuah restoran cepat saji.
Dalam 3,5 tahun Nuryati lulus sebagai Sarjana Hukum. Lalu ia melanjutkan kuliah S2 di Universitas Jayabaya. Sekarang Nuryati adalah kandidat doktor di bidang Hukum Ketenagakerjaan.
Perjuangan Nuryati mengembangkan diri melalui jalur pendidikan telah menginspirasi banyak orang. Nuryati tak pernah lupa asal-usulnya. Kini ia biasa memberi penyuluhan hukum pada TKI atau mantan TKI.
Nuryati yang kini berusia 36 tahun berharap, siapapun yang tengah menghadapi tantangan jangan mudah menyerah.
Saksikan kegigihan Nuryati--sang mantan TKI--dalam menuntut ilmu hingga menjadi kandidat doktor dalam Pantang Menyerang yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (11/9/2015), di bawah ini. (Nda/Sun)