Liputan6.com, Medan - Suasana duka menyelimuti rumah duka warga negara Indonesia yang menjadi korban tragedi Mekah, Arab Saudi. Pihak keluarga pun hanya bisa ikhlas dan pasrah menerima musibah ini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (12/9/2015), hanya sabar dan tawakal yang bisa terucap saat mendengar kabar keluarga mereka menjadi salah satu korban tewas ambruknya crane di Masjidil Haram.
Baca Juga
Para kerabat dan tetangga terus berdatangan untuk memberikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Painem dan Safarini.
Advertisement
Keduanya merupakan jemaah haji kloter 8 Embarkasi Medan yang berangkat pada tanggal 28 Agustus lalu melalui Bandara Kualanamu, Deli, Serdang bersama 384 jemaah lainnya. Pihak keluarga hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.
Hal yang sama juga terlihat pada keluarga Safarini di Jalan Mangaan 5. Suami korban Ngastirin dan ketiga anaknya tidak menyangka kalau Safarini turut menjadi korban musibah di Masjidil Haram.
Di Bandung, suasana duka juga menyelimuti kediaman Siti Rasmi atau Iti Rasti binti Darmini, warga Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Iti Rasti berangkat menuju Tanah Suci Mekah dengan Dustarno suaminya yang masuk dalam kloter 23 Embarkasi Bekasi.
Pihak keluarga telah menerima dengan ikhlas peristiwa ini sebagai musibah karena terjadi saat menjalani ibadah haji di Tanah Suci.
Sejauh ini jumlah korban tewas akibat ambruknya crane di Masjidil Haram yang berasal dari Indonesia bertambah menjadi 6 orang. Total jumlah korban tewas bertambah menjadi 107 dan 238 orang luka-luka. (Nda/Sun)