Liputan6.com, Salatiga - Di kaki Gunung Merbabu, Kecamatan Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, rata-rata penduduknya hidup dari sektor pertanian. Paradigma petani yang lekat dengan rendahnya pendidikan, kemiskinan, dan kaum terpinggirakan coba didobrak oleh Ahmad Bahruddin.
Sejak 1999, pria 50 tahun ini mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah untuk mengubah nasib petani.
Tak sekedar berbagi kiat dan teknologi pertanian. Ahmad Bahruddin yang akrab disapa pak Din ini juga memperjuangkan hak-hak petani di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
Advertisement
Bahruddin bercita-cita membangun desa berdikari yang memanfaatkan potensi lokal secara maksimal. Kesetaraan gender juga jadi hal utama untuk bahruddin.
Ia sadar, untuk mengembangkan ide-ide dan kreatifitas anggota, ia butuh rumah belajar sebagai sarana bertukar informasi.
Pada 2003 ia pun mendirikan sekolah informal Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah yang menampung anak-anak petani setempat. Kini murid pun berdatangan dari daerah lain.
Anak-anak diberi kebebasan memilih apa yang ingin mereka pelajari. Mulai dari membuat membuat komik, majalah dinding hingga film dokumenter.
Didukung fasilitas komputer dan jaringan internet, murid-murid Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah tak kalah dengan murid sekolah formal. Di akhir tahun ajaran, mereka ikut dalam ujian kesetaraan program paket B dan C.
Perjuangan Ahmad Bahruddin untuk menciptakan desa mandiri pun sudah mendapatkan berbagai penghargaan tingkat provinsi dan nasional.
Kini sedikitnya ada 17 ribu keluarga petani di Jawa Tengah yang bergabung dengan Serikat Paguyuban Petani Qoryah Thayyibah.
Saksikan upaya Bahruddin dalam merubah nasib para petani dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (13/9/2015), di bawah ini. (Nda)