Liputan6.com, Tangerang - Harga beras di masyarakat kini sedikit demi sedikit beranjak naik. Badan Pusat Statistik meminta pemerintah tetap menjaga kestabilan harga beras untuk mengurangi beban hidup masyarakat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (2/10/2015), sedikit demi sedikit harga beras di pasar tradisional Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten terus merangkak naik.
Baca Juga
Konsumen yang biasa membeli beras di pasar tersebut menghitung, kenaikan mulai terjadi sejak Hari Raya Iduladha.
Advertisement
Pedagang beras pun mengalami penurunan omzet penjualan mereka sejak kenaikan tersebut. Harga beras, baik kualitas rendah hingga premium, naik rata-rata Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kg.
Dampak naiknya harga beras juga mulai dirasakan pengusaha warteg di Tegal, Jawa Tengah. Seperti Tiyo, pengusaha warteg di kawasan Jalan Pancasila Tegal ini.
Dalam sehari ia menghabiskan paling tidak 10 kg beras. Dan dengan kenaikan harga Rp 1.500 per kg, ia harus sedikit mengurangi takaran nasi yang disajikan, agar tak perlu menaikkan harga jual.
Menurut Badan Pusat Statistik, kenaikan harga beras tersebut salah satunya dipicu oleh kenaikan harga gabah kering panen dan gabah kering giling di tingkat petani, yang mencapai sekitar Rp 5.400 per kg.
Pemerintah pun diminta menstabilkan harga di tingkat konsumen, agar tidak dimanfaatkan oleh spekulan.
Dengan kondisi musim kemarau panjang akibat fenomena alam el nino yang berpotensi memundurkan panen, maka perum bulog harus berperan sebagai penstabil harga dengan melakukan operasi pasar terbatas, dan terus menyerap hasil panen petani hingga panen raya tahun depan. (Nda/Ali)