Liputan6.com, Makassar - Di Kampung Paotere, Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan, sebagian besar warga kampung ini hidup sebagai nelayan. Umumnya, keluarga nelayan Paotere miskin.
Karena hasil tangkapan terbatas, tak ada keluarga yang bisa menabung. Mereka hidup seadanya dari hari ke hari. Bagi para istri nelayan, berhutang pada tengkulak telah jadi hal yang biasa.
Situasi ini menggerakkan hati seorang ibu warga Makassar bernama Nuraeni. Nuraeni adalah seorang Sarjana jurusan Sosial Politik. Nuraeni pun merasa bisa menunjukkan jalan agar para istri nelayan tidak perlu berhutang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Advertisement
"Karena keprihatinan kita melihat istri-istri nelayan di saat suami mereka tidak melaut, di saat cuaca tidak bagus itu penerima dampak langsung jelas istri nelayan," ucap Nuraeni.
Singkatnya, Nuraeni memberikan bimbingan agar para istri nelayan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada untuk bisa menjadi lebih mandiri.
"Jadi saya mencoba merekrut mereka untuk bergabung di kelompok kita, untuk mengelola hasil tangkapan suaminya sehingga bernilai ekonomi yang lebih baik lagi," lanjutnya.
11 tahun lalu, Nuraeni dan 2 orang temannya terjun sepenuhnya demi membantu para istri nelayan Paotere. Sebagai wadah kegiatan, mereka membentuk yayasan Fatimah Az Zahra. Melalui yayasan ini, istri-istri nelayan dilatih membuat berbagai produk makanan olahan berbahan dasar ikan.
"Apa yang kita olah dengan modal yang kecil inilah yang kita coba. Mengelola abon, awalnya hanya bikin 30 jg saja, akhirnya tiap bulan berkembang dan berkembang, semakin banyak teman-teman yang terlibat," ungkapnya.
Bagi Nuraeni, tantangan utama karya kemanusiaannya adalah pola pikir yang sering sekali sulit diubah.
"Karena tidak mudah menghadapi tekanan-tekanan dari para tengkulak itu bagi para nelayan. Memperbaiki pola pikir, memperbaiki pola hidup, memperbaiki sistem-sistem, dan istri-istri ini berkomunikasi ke suaminya untuk mengubah sistem yang ada. Tapi itu butuh waktu yang panjang," kata Nuraeni.
Tentu Nuraeni tidak menyerah. Sekarang, ratusan istri nelayan di Paotere mampu punya penghasilan sendiri dan bebas hutang. Di mata para nelayan, Nuraeni bukan hanya menunjukkan jalan mandiri, tetapi juga membuka wawasan baru.
Karena sepak terjangnya di Kampung Paotere, Nuraeni sering diundang ke berbagai daerah di Indonesia untuk berbagi pengalaman. Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri pun datang.
'Ke depan, ibu 3 anak ini siap membangun sekolah khusus untuk istri-istri nelayan. "Jadikan mereka, istri nelayan ini istri-istri yang cerdas, mandiri di dalam rumah tangga mereka. Itu harapan saya," tandas Nuraeni.
Saksikan perjuangan Nuraeni dalam melatih istri-istri nelayan di Kampung Paotere dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (1/11/2015), di bawah ini. (Vra/Mut)