Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pekerja kebersihan di lingkungan Monumen Nasional atau Monas mengadukan pemotongan honor yang dilakukan mandor atau pengawas kebersihan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.Â
Mendapat laporan, Ahok justru mencium adanya kecurangan yang menguntungkan kedua belah pihak.
"Karena ada juga pegawai yang memang nakal. Saya pegawai, saya seharusnya menyerahkan absensi ini ke mandor. Dia yang narik duit. Saya transfer 2,7 juta ke ini. Karena saya tidak masuk penuh, mandor bilang, hei kamu mau saya bayar penuh atau gue pecat. Lalu saya bilang gini, udah deh bos kasih gue duit 1 juta gue nggak kerja deh, dia untung Rp 1, 7. Saya juga berengsek, dapat sejuta nggak usah kerja. Makanya Monas itu kotor. Sekarang kamu tulis nama orang yang tidak masuk tapi dibayar, saya tunggu," ujar Ahok seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (12/11/2015).Â
Advertisement
Ironisnya, praktik curang sejumlah pekerja kebersihan dan pengawas itu dibenarkan seorang pengawas kebersihan. Disebutkan praktik itu sudah berlangsung lama. Â
"Ya dua-duanya. Dua-duanya termasuk melakukan kesalahan menurut saya. Soalnya ini kan uang negara, kita sportif lah. Kalau memang nggak masuk, nggak masuk, kalau memang nggak mau kerja ya silahkan. Kondisi seperti ini sampai sekarang masih berjalan," kata Ayub, pengawas kebersihan di Monas.
Akhir Maret lalu, puluhan petugas kebersihan di kawasan silang Monas mengadu ke Gubernur Ahok. Mereka mengadukan pembayaran gaji yang 3 bulan tertunda, dan adanya potongan setiap bulan hingga sebesar Rp 1 juta rupiah oleh sejumlah mandor dan pengelola Monas yang disertai ancaman akan diberhentikan dari pekerjaan mereka. (Mar/Sun)