Sukses

Destinasi: Arfak, Negeri di Atas Awan

Kali ini, mari sahabat Destinasi mengintip pesona Papua dari atas Pegunungan Arfak.

Liputan6.com, Papua - Tanah Papua tak selalu tentang laut. Papua punya hamparan daratan pegunungan, hutan hujan tropis, dan suku budaya yang kaya. Kali ini, kita ajak sahabat Destinasi mengintip pesona Papua dari atas Pegunungan Arfak. Salah satu titik tertinggi di Provinsi Papua Barat.

Seperti tayangkan Destinasi Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (5/12/2015), perjalanan dimulai dari ibu kota menuju Manokwari yang memakan waktu 5 Jam perjalanan dengan pesawat. Dan, selamat datang di Bandara Rendani Manokwari.

Dari Bandara Rendani, saatnya bersiap menuju kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Kita dapat melalui jalur udara dengan pesawat perintis atau pun jalur darat.

Butuh waktu sekitar 5 hingga 6 jam perjalanan. Medannya curam dan terjal, dengan bebatuan tajam. Hanya mobil jenis 4 wheel drive yang sanggup menaklukannya. Ditambah turunnya hujan dan kabut, yang membuat jarak pandang terbatas.

Maka, tibalah kita di salah satu pemukiman di bagian tengah Pegunungan Arfak yakni Kampung Testega Bamaha.

Uniknya, ada cara sendiri untuk menyambut tamu. Dengan mengenakan kain tradisional atau cawat, pria, wanita, tua, muda hingga anak-anak, memamerkan Tari Tumbuk Tanah. Semua berdansa.

Nuansa tradisional yang kuat dan kental kembali disajikan. Masyarakat asli terbesar di Kabupaten Arfak ini memiliki kebanggaannya tersendiri yaitu rumah kaki seribu.

Rumah tanpa jendela ini hanya dilengkapi dengan 2 pintu di bagian depan dan belakang.

Sekilas, rumah ini terlihat jauh dari kesan kokoh. Tapi nyatanya, belasan orang berdansa Tumbuk Tanah di dalamnya dan aman. Dedaunan kering seolah berperan layaknya suspensi, naik turun menahan beban.

Ini hanya serpihan kecil dari kekayaan eksotisme Tanah Papua. Masih ada cerita lainnya yang disimpan dari pesona alam Pegunungan Arfak.