Sukses

Kopi Pagi: Geger Dimas Kanjeng

Pelan tapi pasti akal bulus Dimas Kanjeng Taat Pribadi terus terkuak. Satu persatu korbannya bermunculan dan mulai berani melapor ke polisi.

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis 22 September 2016. Ribuan polisi merangsek ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di wilayah tersebut.

Tujuan kedatangan mereka cuma satu, menangkap Dimas Kanjeng, pemimpin padepokan yang disangka terlibat dalam sejumlah kasus penipuan dan pembunuhan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (2/10/2016), pengerahan ribuan personel itu bukan tak berdasar. Sebelumnya polisi sudah dua kali memanggil Dimas Kanjeng untuk menjalani pemeriksaan. Namun panggilan itu tidak digubris.

Bukan hanya Dimas Kanjeng, para pengikutnya pun keberatan jika pemimpinnya harus dibawa. Dengan berbagai upaya, mereka mencoba menghadang langkah polisi.

Namun dengan kekuatan penuh dan bersenjata, bukan perkara sulit bagi polisi membawa pria yang hobi berburu barang gaib itu. Menggunakan kendaraan taktis, Dimas Kanjeng langsung dibawa dari padepokannya ke Polda Jawa Timur di Surabaya.

Sebelumnya pria yang mendapat gelar Sri Raja Prabu Rajasa Nagara dari Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia itu, sudah terlebih dulu menjadi pembicaraan di masyarakat. Dalam rekaman yang diunggah di Youtube, terlihat Dimas Kanjeng berulang kali mengeluarkan uang dari balik jubahnya. Sri Raja juga dipercaya pengikutnya mampu menggandakan uang.

Sejak mendirikan padepokan, pengikut Dimas Kanjeng terus bertambah. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang rela melakukan apa saja asal diperintah sang Kanjeng. Termasuk ketika disuruh membunuh Abdul Gani, seorang santri yang dituduh menyelewengkan uang padepokan.

Nyawa Abdul Gani melayang di dalam padepokan pada 13 April silam. Jenazahnya kemudian dibuang di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah.

Sembilan orang diduga terlibat dengan berbagai peran. Mulai dari pelaku, pembuang jenazah, sampai otak pembunuhan yang tak lain merupakan Dimas Kanjeng sendiri.

Dari sembilan tersangka, empat di antaranya masih buron. Di antara lima yang sudah tertangkap itu tiga merupakan mantan perwira dan bintara TNI yang mengaku mendapat Rp 320 juta untuk menghabisi nyawa Abdul Gani.

Bukan hanya membunuh, Dimas Kanjeng juga dilaporkan karena menipu. Seorang warga Makassar mengaku kehilangan uang puluhan miliar rupiah setelah disetor ke pria beristri lebih dari satu itu.

Di depan korbannya, Dimas Kanjeng sesumbar bisa melipatgandakan uang. Namun sampai bertahun-tahun, alih-alih bertambah, uang yang diserahkan malah raib tanpa diketahui rimbanya. Sebelumnya, tiga warga juga mengaku ditipu dengan kerugian Rp 800 juta, Rp 900 juta, hingga Rp 1,5 miliar.