Liputan6.com, Bandung - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan peserta unjuk rasa 2 Desember untuk tidak bertindak anarkistis. Sebab, saat ini ada upaya pihak asing memecah belah bangsa, dengan berbagai cara dan memanfaatkan kegaduhan politik di Tanah Air.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (24/11/2016), kekhawatiran Panglima TNI dikemukakan pada Rabu, 23 November 2016, saat berbicara di Kampus Universitas Padjadjaran di Jalan Dipati Ukur,Kota Bandung, Jawa Barat di depan civitas academica.
Baca Juga
Panglima TNI menduga, saat ini pihak asing sedang mendesain dengan cara melemahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Advertisement
Bahkan, Jenderal Gatot mengaku baru saja mendapat pesan berantai yang kebenaran informasi ternyata tidak benar.
"Mendesain, membentuk opini dengan cara psikologi juga, untuk menang berkompetisi dengan cara melemahkan kehidupan berbangsa dan bernegara dan pasti diriset dari luar, pasti didesain dari luar. penjarakan Ahok bukan desain dari luar, itu nurani sebagai umat Islam," Jenderal Gatot menjelaskan.
Gatot juga membeberkan bukti bahwa ada pihak dari luar yang ingin memecah belah bangsa , melalui surat elektronik yang berisi berita bohong.
"Ini buktinya, tadi malam saya dikagetkan SMS WA (WhatsApp) bahwa Habib Rizieq dianiaya oleh oknum Kostrad, lengkap alamatnya, saya cek intelijen saya, ternyata yang menyebarkan adalah judi online dari Australia dan situs dari Amerika. Ini buktinya unruk membuat kegaduhan, hoax ternyata bukan dari dalam, dari Australia dan Amerika, untuk memecah-belah, setelah saya cek tidak ada kejadian itu," kata Jenderal Gatot.
Saat ditanya wartawan terkait rencana aksi damai 2 Desember mendatang, Gatot mengingatkan kepada ormas-ormas Islam yang akan menggelar aksi, agar tidak melanggar aturan dan tidak anarkistis. Sebab dengan massa yang banyak, aksi damai bisa disusupi pihak-pihak tertentu.