Liputan6.com, Beijing - Kesepakatan penghentian upaya pencarian Pesawat Malaysia Airlines MH370 oleh Pemerintah Malaysia, Republik Rakyat China, dan Australia, memicu kecaman, terutama dari para keluarga korban.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Rabu (18/1/2017), para keluarga korban yang berkumpul di kantor perwakilan Malaysia Airlines di Beijing, Republik Rakyat China, meluapkan kesedihan dan kemarahan mereka atas penghentian tersebut. Mereka meminta pencarian tetap dilakukan.
Mereka juga mengecam maskapai dan pemerintah serta meminta penjelasan resmi mengapa pencarian selama tiga tahun tak membuahkan hasil, penemuan lokasi jatuhnya pesawat, dan jenazah para korban.
Advertisement
Di Kuala Lumpur, Malaysia, juru bicara keluarga para korban hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370 menyatakan kekecewaan mereka atas penghentian pencarian tersebut.
Mereka menyatakan pemerintah telah ingkar terhadap janji mencari pesawat yang membawa keluarga mereka hingga diketemukan.
Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull, juga memberi pernyataan khusus belasungkawa atas penghentian pencarian tersebut. Turnbull mengemukakan, pencarian dihentikan karena Malaysia dan Republik Rakyat China enggan melanjutkan tahap pencarian berikutnya.
Selama tiga tahun, pencarian menggunakan peralatan sonar canggih dilakukan dengan menyisir Samudera Hindia seluas 120 ribu kilometer persegi di bagian barat Australia.
Namun, para ahli menyatakan wilayah pencarian tersebut salah dan harus dipindahkan lebih ke utara. Namun, dengan biaya pencarian mencapai Rp 2 triliun, ketiga negara akhirnya sepakat untuk tidak melanjutkan pencarian, tanpa bukti koordinat yang cukup bisa diyakini sebagi lokasi jatuhnya pesawat.
Dari 239 orang yang berada dalam pesawat nahas yang hilang 8 Maret 2014 lalu saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing, lebih dari separuhnya adalah warga negara China.
Saksikan tayangan video selengkapnya dalam tautan ini.