Liputan6.com, Papua - Aksi unjuk rasa yang berlangsung di Bundaran Timika Indah ini dihadiri ratusan orang yang mengaku sebagai masyarakat Papua pemilik hak ulayat tambang tembaga pura yang dikelola PT Freeport.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (20/3/2017), aksi damai yang dikawal polisi ini juga menampilkan sejumlah poster dan spanduk yang berisi memprotes keberadaan perusahaan tambang emas yang sudah beroperasi sejak akhir 1960.
Selama puluhan tahun beroperasi perusahaan asal Amerika Serikat itu dinilai tidak memberi manfaat yang berarti bagi warga Papua. Selain memicu konflik antar masyarakat asli Papua. Secara ekonomi masyarakat Papua juga dinilai tidak bisa sejahtera dengan keberadaan PT Freeport.
Advertisement
Mereka berharap PT Freeport segera ditutup dan bertanggung jawab atas kerusakan alam yang ditimbulkan akibat mengeksploitasi tanah mereka.
Aksi yang sama juga berlangsung di Kantor Pusat PT Freeport Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Aksi yang dilakukan mahasiswa asal Papua ini sempat mengganggu arus lalu lintas karena berlangsung di jalur lambat.
Dalam tuntutannya mereka mendesak PT Freeport Indonesia di tanah Papua harus segera menghentikan semua aktivitasnya hingga kemudian ditutup setelah memenuhi berbagai kewajiban. Tuntutan yang sama juga bergaung hingga ke Kantor Konsulat Amerika Serikat di Denpasar, Bali.
Dikoordinir oleh mahasiswa Papua mereka menuntut perusahaan tambang emas asal Amerika itu ditutup karena selama 50 tahun lebih mengeksploitasi tanah ulayat mereka di Papua. Manfaat yang diperoleh warga tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan.
Saksikan tayangan video Aksi Unjuk Rasa Warga Papua Desak PT Freeport Mundur selengkapnya.Â