Liputan6.com, NTT - Dari rumahnya yang berjarak sekitar 10 menit berjalan kaki ke bibir pantai. One Simusla dengan semangat menuju bibit-bibit Mangrove atau bakau yang ditanamnya di sekitar pantai Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur.
One merawat Mangrove di pinggir pantai dan menjaganya dari sampah laut dan lumut menghambat pertumbuhan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (26/3/2017), Sejak 2007 One menanam bibit tanaman di Pulau Sika, Kabupaten Alor yang dulu angker dan tandus. Melihat ikan mulai berkurang ia berinisiatif menanam Mangrove sebagai media penahan abrasi dan hunian ikan.
Advertisement
"Saya awal pertamanya di darat dulu. Di darat saya mulai tanam kelapa, mahoni dengan bunga bougenvile batuan dari BLHD terus saya tanam. Setelah di darat saya tanam, kenapa laut tidak bisa. Jadi mulai dari 2007 itu awal saya mulai tanam mangrove dan mulai besar, " Ujar One.
One mantan preman perusak alam berganti haluan menjadi penjaga dan pencinta lingkungan.
"Sekarang dia (One) ada perubahan. Dulu pulau kosong dan dia ambil tempat di sini. Dan sekarang saya dan anak-anak bisa menikmati hasilnya, " Ujar Alex, salah satu nelayan sekitar.
Sejumlah penghargaan diterima Pak One atas upayanya melestarikan alam.
"Dulu itu saya potong kayu sembarang, menggali pasir saya jual. Setelah itu saya menyadari jika mencitai alam itu ibadah. Nah, sekarang jangan sampai sifat buruk saya terulang," Ungkap One
Kecintaannya pada lingkungan berbalas kecintaan mamalia laut kepadanya. Dugong atau sapi laut bersahabat dengan One. Dugong adalah binatang yang dilindungi karena terancam punah.
One berharap kecintaannya pada lingkungan berdampak kelestarian yang akan dinikmati generasi mendatang.
"Ini lho yang saya ingin perlihatkan kepada anak dan cucu saya" One menuturkan.
Bagaimana upaya One Pencinta Alam di Pulau Alor? Â Saksikan tayangan video selengkapnya dalam Sosok Minggu Ini berikut.