Sukses

Barometer Pekan Ini: Sepercik Pesan untuk KPK

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram air keras.

Liputan6.com, Jakarta - Pendekar antikorupsi kembali diteror. Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menjadi sasarannya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (15/4/2017), serangan brutal siraman air keras terjadi tidak jauh dari rumah Novel di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa 11 April 2017 pagi.

Kejadian berawal dari rutinitas Novel Baswedan salat subuh di Masjid Al Ihsan sekitar 30 meter dari rumahnya. Sesaat setelah Novel keluar masjid dan berjalan menuju rumah, pelaku yang berboncengan sepeda motor menyiramkan cairan air keras.

Novel Baswedan yang kesakitan berupaya kembali ke masjid untuk meminta pertolongan tetangganya. Kemudian, ia pun dibawa ke rumah sakit.

Polres Metro Jakarta Utara bergerak cepat dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Deposito 2, Kelapa Gading. Polisi mengambil sisa cairan air keras yang masih menempel di tembok dan pohon. Kamera CCTV di rumah Novel juga ikut dibawa untuk mengungkap identias pelaku.

Atas teror ini, kecaman mengalir deras dari berbagai kalangan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut serangan ini sebagai tindakan brutal yang tidak boleh dibiarkan.

Tak hanya Jokowi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga langsung membentuk tim khusus untuk memburu pelaku dan mengungkap kasus ini. Tim tersebut gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Jakarta Utara.

Dukungan terhadap KPK pun datang dari berbagai pihak, termasuk para mantan komisoner KPK. Mereka memberi pesan, 'KPK tidak sendirian.'

Sejak bergabung dengan KPK, Novel Baswedan menjadi salah satu penyidik terbaik. Novel juga menangani beberapa perkara besar. Salah satunya, kasus korupsi pengadaan E-KTP.

Dari total anggaran Rp 5,9 triliun, kasus korupsi pengadaan E-KTP diperkirakan merugikan negara Rp 2,3 triliun. Kasus ini kini memasuki persidangan dengan dua terdakwa. Sejumlah nama aktor politik, pejabat kementerian, dan pengusaha turut disebut dalam kasus ini.

Sederetan kasus besar lainnya juga pernah ditangani Novel. Kasus suap pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, kasus wisma atlet dan proyek Hambalang, kasus suap proyek penyesuaian infrastruktur daerah, kasus suap anggaran PON Riau, jual beli sengketa pilkada di MK dan kasus korupsi Simulator SIM.

Tidak heran bila ancaman terhadap nyawa Novel datang silih berganti saat ia menangani kasus besar. Menurut pakar hukum, Heru Susetyo, kasus yang melanda Novel bukan kriminal biasa.

Sementara demi percepatan pemulihan mata Novel, KPK merujuknya ke Singapura atas keinginan keluarga. Sebelumnya, Novel dirawat di Jakarta Eye Center di kawasan Menteng, Jakarta. Publik pun berharap Novel Baswedan segera pulih dan polisi segera menangkap pelaku.

Sedangkan usai penyerangan terhadap Novel Baswedan, sejumlah pihak mendorong dibentuknya tim pengamanan khusus dari kepolisian untuk penyidik KPK. Bahkan jika perlu, polisi akan menggandeng TNI untuk memberikan pengamanan ekstra.

Saksikan teror terhadap Novel Baswedan selengkapnya dalam Barometer Pekan Ini berikut ini.