Liputan6.com, Semarang - Hampir setiap hari Agus Kairos Sutikno menelusuri lorong-lorong perkampungan kumuh dan kolong jembatan di kompleks lokalisasi liar Tanggul Indah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Di balik penampilannya yang sangar, Agus memiliki kepedulian akan harapan serta masa depan bagi kaum yang terpinggirkan. Terutama, pendidikan yang layak bagi anak-anak.
"Hati saya ini terpanggil bahwa orang-orang seperti yang hidup di jalan itu harus diangkat. Jadi bukan cuma di-judge," kata Agus seperti dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (16/4/2017).
Advertisement
Tak hanya itu, Agus Kairos juga mendirikan Rumah Belajar Yayasan Hati Bagi Bangsa untuk anak-anak. Agus berharap anak-anak di tempat itu dapat merubah masa depannya menjadi lebih baik.
"Saya melakukan yang namanya bimbingan belajar. Ya baik belajar sekolah, belajar pendidikan formal, juga pendidikan etika," ungkap Agus.
Hingga kini, pria yang dikenal sebagai pendeta jalanan itu sudah 15 tahun mengabdikan hidupnya mendampingi ratusan anak-anak terlantar, PSK, dan transgender.
Selain itu, Agus tak pernah lelah membantu para penderita HIV/AIDS untuk keluar dari kehidupan kelam. Semuanya demi meraih kehidupan yang lebih baik.
"Di sini kan banyak orang yang nakal, ya harapannya tuh kita ndak ikut kayak gitu," ucap Lala, siswi Rumah Belajar Yayasan Hati Bagi Bangsa.
Agus Kairos Sutikno, sang pendeta tanpa mimbar itu memberitakan kasih sayang Tuhan pada umatnya tidak dengan kata. Melainkan, tindakan tanpa sekat pemisah.
"Kalau aku masih bernapas, kalau aku sehat, kalau aku masih hidup, aku ingin anak-anak ini bisa sekolah lanjut terus sampai kuliah," tutup Agus.
Saksikan kisah pendeta jalanan Agus Kairos selengkapnya dalam Sosok Minggu Ini berikut ini.