Liputan6.com, Tasikmalaya - Warga Kampung Malaganti, Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, bersuka cita. Mereka akhirnya mampu menyingkirkan batu besar yang selama ini menghalangi pembuatan saluran air di kawasan dinding air di kaki Gunung Galunggung.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (13/5/2017), semua berawal dari Harun atau biasa disapa Abah Harun. Pria berusia 87 tahun itu sejak 10 tahun terakhir mengajak warga sekitar membuat saluran air ke permukiman yang dulu kesulitan air.
Mereka pun melubangi tebing batu sedikit demi sedikit hanya menggunakan cangkul dan linggis. Kadang, mereka harus bergelantungan di tepi jurang dan mempertaruhkan nyawa.
Advertisement
Kiprah Harun dimulai tahun 1965. Bersama enam rekannya ia merintis pembuatan saluran air dari kaki Gunung Galunggung. Puluhan tahun bekerja, ia harus merelakan seorang sahabat yang tewas tertimbun longsoran tanah saat menggali terowongan.
Namun, Harun tidak jera meski warga menganggapnya orang gila. Bahkan tahun 1990 ia kembali membuat saluran air dibantu seorang teman bernama Atang.
Sejak tahun 2004 Harun dan Atang kembali berkolaborasi membuat saluran air ketiga untuk mengairi Sungai Cinila. Puluhan warga yang tergabung dalam Paguyuban Cinila Sariwangi juga turut berjibaku membantu Abah Harun.
Kiprah Abah Harun selama 62 tahun sudah dirasakan ribuan warga yang tersebar di dua desa. Lebih dari 500 hektare sawah terairi.
Meski hidup miskin dan tak memiliki sebidang lahan pun, Abah Harun terus bertekad mengairi sawah warga sekitar. Dengan membelah bukit berbatu kaki Gunung Galunggung, demi masa depan anak cucu.
Saksikan perjuangan Abah Harun menaklukkan cadas Gunung Galunggung selengkapnya berikut ini.