Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, mengakui sistem data pelayanannya sempat terserang virus Ransomware WannaCry, sejak Sabtu lalu, 13 Mei 2017.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (15/5/2017), berbagai upaya dilakukan untuk pemulihan dan penyalinan data pasien. Meski sampai saat ini masih ada sejumlah pos pelayanan yang terkendala, karena beberapa komponen harus dioperasikan secara manual.
Baca Juga
Terkait serangan jaringan internet yang tengah dihadapi, koordinasi intensif dilakukan dengan Kementerian Kesehatan, untuk masalah pelayanan pasien.
Advertisement
Sedangkan untuk ranah hukum akan dikoordinasikan dengan pihak kepolisian. Otoritas RS Dharmais berjanji, pelayanan akan kembali normal dalam sehari hingga dua hari mendatang.
Sementara untuk antisipasi serangan virus WannaCry, Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta, Senin pagi mematikan jaringan internetnya selama lebih dari tiga jam.
Sembari melakukan proses penyalinan data rumah sakit. Puluhan teknisi dikerahkan untuk membantu proses penyimpanan data.
Setelah dipastikan aman, sekitar pukul 10.30 WIB, seluruh jaringan internet di rumah sakit baru dinyalakan kembali dan bisa beroperasi normal.
Meski tidak menimbulkan gangguan berarti, pemutusan sementara jaringan internet sempat menghambat layanan rumah sakit, terutama pelayanan daring atau online.
Sama halnya dengan langkah yang diambil Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Pelayanan di rumah sakit ini sempat terhambat, karena pengelola rumah sakit mematikan jaringan internet untuk proses penyalinan data.
Ratusan calon pasien pun harus mengantre di ruang pelayanan, karena sistem pendaftaran tidak berfungsi untuk sementara.
Bahkan pihak rumah sakit langsung berkoordinasi dengan Microsoft untuk mengganti Windows dengan program Linux, agar data rumah sakit aman meski harus mengeluarkan biaya cukup mahal.
Saksikan selengkapnya video RS Dharmais memulihkan data setelah terserang virus WannaCry.
Â