Liputan6.com, Jakarta Kebaya, pakaian tradisional ini begitu tenar di telinga masyarakat Indonesia. Berbagai inovasi diciptakan para desainer yang mampu membawa pakaian resmi acara-acara besar ini, begitu kesohor tak cuma di dalam negeri tapi hingga ke mancanegara.
Tony Kurniawan dan Sasty Resty, pasangan suami istri yang bisa dibilang telah bisa mereguk manisnya berbisnis desain kebaya.
Dengan mendaulat label usaha D’Rasty yang merupakan gabungan jasa pernikahan, desain kebaya pasangan yang tinggal di Bandung Jawa Barat ini kian dikenal dan mampu mengisi pundi keuangan yang tak sedikit.
Bagaimana cerita mereka bisa membangun usaha dari akar hingga membesar seperti saat ini, berikut penuturan keduanya kepada Liputan6.com:
Awal mula usaha
D’Rasty berdiri sejak 2 tahun lalu. Usaha ini dimulai dari pengalaman Tony bergelut pada usaha rias pengantin selama 12 tahun dan Rasty sebagai wedding organizer (WO).
Kesadaran sang istri Rasty, yang melihat bakat terpendam sang suami untuk mengkolaborasikan bahan menjadi sebuah kebaya yang indah membuka alur cerita usaha mereka.
"Malam suami tidur sampai jam 2-3 pagi untuk membuat desain kebaya. Terus dia bilang ke saya seperti ini bagus nggak, dan esoknya mencari bahan kebaya dan jadi lah potongan kebaya yang cantik," tutur Rasty.
Lalu pintu usaha mulai terbuka. Berbekal modal dari pelanggan pertama yang masih teman dari pasangan ini sebesar Rp 40 juta, keduanya mulai mendesain kebaya pernikahan.
Baca Juga
Kala itu mereka dipercaya seorang teman untuk mengatur sebuah pernikahan. Uang muka dari pernikahan ini yang menjadi modal usaha.
Nama D’Rasty sendiri terinspirasi dari nama kesayangan sang istri Sasty Resty. "Aku sering manggil nama kesayangan jadi D’Rasty," tutur Tony.
Advertisement
Mulai dikenal masyarakat
Pemasaran awal masih dilakukan secara konvensional dari mulut ke mulut kepada teman-teman mereka. Kini usaha terus berkembang dan keuntungan yang diperoleh per bulan tak sedikit.
Maklum, kebaya buatan D'Rasty harganya mencapai Rp 12 juta-Rp 18 juta per potong. Selain itu mereka ikut menjual paket wedding mulai dari Rp 12 juta. Ditambah jasa penyewaan kebaya pernikahan.
"Kalau konsep pernikahan besar keuntungan bisa sampai 30%. Untung bersih sebetulnya belum ada karena dipakai untuk modal, tapi dari acara bisa 25 juta per bulan," ungkapnya.
Harga kebaya yang terbilang fantastis tersebut, menurut Tony bukan semata karena pemakaian bahan yang tak murah, tetapi nilai seni yang mereka terapkan pada semua desainnya.
Pengerjaan kebaya sendiri paling cepat 2 bulan untuk satu buah, dengan pemakaian bahan-bahan pilihan sebagai kekuatan, seperti hiasan payet.
"Paling mahal itu, kita pernah menjual Rp 18 juta ke orang kepulauan Riau, tapi sekarang baru buka harga Rp 20 juta untuk konsep nasional internasional, konsep baru," tutur Rasty.
Kini, kebaya D’rasty juga mulai ikut malang-melintang di dunia hiburan, seperti dipakai pada acara-acara televisi swasta, dan langganan pesanan para artis. Sebutlah Dewi Gita, Kiki Juliar, Shinta Rosari dan Gisel.
Suka Duka
Tidak akan disebut sebuah usaha tanpa ganjalan. Keduanya mengaku pernah mengalami kesulitan saat bekerja dengan orang. Itu yang menjadi pelajaran keduanya.
Air mata menjadi motivasi untuk menghasilkan karya yang sempurna. "Tiga bulan pertama masuk, tiap malam nangis, kenapa kayak begini kalau kerja di orang, tapi saya bertekad untuk belajar terus. Saat itu saya bagian keuangan, tapi juga harus belanja ke pasar, pembayaran-pembayaran, mengelola busana juga. Itu saya suka karena multifungsi, tapi pertma-tamanya saya dibilang apa yang dipegang Tony pasti selalu salah, dari situ saya terinspirasi, saya bilang suatu saat saya pasti bisa buat kebaya,”tutur dia.
Kini, Tony mengaku pahitnya bekerja dengan orang justru berbuah manis tentang bagaimana harus menjalani hidup. "Saya suka sama seni ini untuk buat kebaya, dukanya mungkin kita harus banyak sabar menghadapi konsumen," tambah Tony.
Impian pun mereka gantung. Rasty berharap kemampuan suaminya kian diakui masyarakat. "Jujur saya ingin suami saya go public, walaupun D’Rasty wedding gallery itu jasa pernikahannya, tapi brand kebayanya pingin saya kasih nama Tony Sukarya, itu citacita saya," tutur dia.