Indosiar.com, Jombang (Selasa : 09/12/2014) Pengasuh pondok pesantren Urwatul Wutsqo di Jombang, Jawa Timur menyatakan, pemberlakuan hukum cambuk terhadap para santri mereka merupakan bentuk kasih sayang kepada santri, agar tidak mengulangi kesalahan. Kasus pencambukan santri mencuat setelah rekaman video berisi pelaksanaan hukum cambuk kepada tiga santri di sebuah ponpes beredar di tengah masyarakat dan menggegerkan warga.Â
Inilah penggalan rekaman video pelaksanaan hukum cambuk terhadap santri di sebuah pondok pesantren, ponpes di Jombang, yang menggegerkan warga. Dalam rekaman video berdurasi sekitar lima menit ini, tiga santri dengan mata ditutup, diikat di pohon, lalu dicambuk menggunakan rotan secara bergantian hingga puluhan kali. Seorang santri yang telah menerima cambukan sempat tampak tidak kuat berdiri.
Setelah pengusutan polisi diketahui, rekaman tersebut diambil di Ponpes Pesantren Urwatul Wutsqo, di Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang. Pihak pengasuh ponpes menyatakan, hukuman cambuk yang mereka terapkan kepada para santri merupakan bentuk kasih sayang agar santri yang berbuat salah tidak mengulangi kesalahan.
Santri-santri yang pernah menjalani hukum cambuk di ponpes Urwatul Wutsqo mengaku hukuman tersebut diterima oleh santri secara sukarela dan tidak ada rasa dendam setelah menjalaninya. Santri yang berbuat salah justru memilih hukum cambuk dengan banyaknya cambukan berdasarkan tingkat kesalahan santri.
Advertisement
Sementara itu ancaman hukum cambuk di pondok pesantren tetap akan diberlakukan, namun pelaksanaannya akan berkoordinasi lebih dulu dengan pihak kepolisian. Tak hanya bagi santri, hukuman cambuk juga berlaku bagi warga sekitar pesantren. Salah seorang warga mengaku, anaknya yang pernah menjalin hubungan asmara dengan santriwati juga dihukum cambuk.
Ketua MUI Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengatakan hukuman cambuk seperti dalam video yang beredar adalah bagian dari proses pendisiplinan santri agar misi pondok pesantren bisa berjalan seperti yang diinginkan. Kyai Haji Kholil Dahlan meminta agar masyarakat menanggapinya dengan bijak.
Untuk kasus pencambukan ini kepolisian akan menggelar mediasi untuk menentukan langkah selanjutnya. Polisi juga akan memeriksa santri yang dalam rekaman video tersebut dicambuk dan kini bermukim di Sidoarjo. (Bambang Ronggo/Sup)